Minggu, 23 Februari 2014

Mengolah Tapioka menjadi Dekstrin




 Coba Anda perhatikan Cara singkat di bawah ini:

     1. Sebanyak 250 kg Tepung Tapioka dimasukkan ke alat Gelatinisasi. Tambahkan air sebanyak 40% dan diaduk dengan kecepatan 40-50 rpm. Proses itu sekaligus pemanasan dengan suhu 90-100oC selama 1 jam. Alat berdiameter 78 cm dan tinggi 2 meter dengan kaki.
     2. Proses berikutnya Hidrolisis dengan menambahkan 10 ml Asam Khlorida berkonsentrasi 32%. Asam itu diencerkan dengan 4 liter air, diaduk selama 2-3 jam dengan kecepatan 40-50 rpm sehingga menghasilkan pH 6-7.
     3. Proses hidrolisis juga bisa dilakukan dengan menambahkan enzim alfa amilase sebanyak 0,1% dengan pengadukan selama 2-3 jam. Hasil yang diperoleh berupa Dekstrin dengan nilai DE 8.
     4. Jika menginginkan nilai DE lebih tinggi, hidrolisis dilanjutkan lagi dengan penambahan 1 cc larutan Asam Klorida dengan waktu pengadukan 2-3 jam berkecepatan 40-50 rpm.
     5. Larutan dipindahkan menggunakan pipa ke Tabung Evaporasi. Di tabung Evaporasi, larutan diserap kadar airnya dengan mesin berkekuatan 2,5 PK dan laju aliran 10 liter/30 menit. Jadilah larutan dekstrin.
     6. Larutan Dekstrin yang kental dibuat menjadi bubuk dengan cara dikeringkan dengan pengering semprot atau spray dryer. Sekali masuk 20-25 liter dekstrin dan menghasilkan 8-10 kg bubuk Dekstrin per jam.
Dekstrin yang telah diperoleh diukur kadar DE-nya. Caranya dengan memberi 2 tetes larutan Metilen Blue pada dekstrin yang telah diberi air. Setelah warna biru terbentuk, larutan dekstrin dititrasi dengan larutan Fehling hingga warna biru hilang. Jumlah larutan Fehling yang digunakan untuk menghilangkan menjadi dasar penentuan DE.

Semoga bermanfaat.

Sumber : http.trubus-online.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar